Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas

Profesor Asrinaldi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Politik Unand

WhatsApp Image 2023 05 17 at 09.31.12

Universitas Andalas (Unand), kembali mengukuhkan 2 orang guru besar tetap pada Fakultas ISIP dan Ekonomi Bisnis. Salah satunya adalah Profesor Asrinaldi Sebagai Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Politik Universitas Andalas. Pengukuhan tersebut berlangsung pada hari Senin, 15 Mei 2023, di Convention Hall Unand.

Pengukuhan Guru Besar itu pun dihadiri oleh Audy Joinaldy Wakil Gubernur Sumatera Barat, Pembimbing Prof. Asrinaldi Dr. Hasanuddin, M.Si, Bupati Dharmasraya Sutan Riska, Sabar As Wakil Bupati Pasaman, Irman Gusman ketua DPD RI, Lahmuddin asisten 2 Kabupaten Mentawai, Hasril Chaniago wartawan senior, Ramal Saleh Anggota DPRD Sumatera Barat dan Iswaryani anggota KPU Sumatera Barat.

Dalam pidato pengukuhannya, Profesor Asrinaldi mengangkat tema tentang Eksistensi Partai Politik Dalam Keberagaman Identitas Bangsa Serta Dampaknya Pada Penguatan Demokrasi Pancasila Di Indonesia. Ia menyampaikan bahwa tema yang diangkatnya sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang hampir mendekati masa pemilu. “Menurut saya tema ini sangat relevan dengan kondisi politik sekarang, apalagi semakin mendekati hari pemilu pada 14 Februari 2024. Isu Politik Identitas akan menjadi salah satu masalah yang akan menyertai setiap tahapan pemilu yang sedang kita laksanakan hari ini. Politik identitas juga menjadi salah satu variabel yang menyebabkan demokrasi hari ini defisit dan mengalami kemunduran,” kata Asrinaldi.

Menurutnya, hampir tidak ada lagi ideologi partai politik yang mengakar di masyarakat. Masyarakat sulit membedakan satu partai dengan partai lain dari sisi ideologi ini. Karena hampir seluruh partai politik Indonesia cenderung menumpuk di tengah spektrum garis ideologi. “Tidak jelasnya ideologi partai politik ini memang menarik untuk dicermati. Apalagi kalau dihubungkan dengan identitas yang digunakan untuk menciptakan manifesto politik, menarik perhatian pendukung mereka dalam pemilu. Oleh karenanya, jika ada politik identitas yang digunakan dalam pemilu, jelas bukanlah bagian dari identitas politik yang mereka bangun, melainkan dimensi opportunis politik dan pendukungnya untuk kepentingan jangka pendek pemilu yang mereka ikuti. Elit politik cenderung mempolitisasi identitas, khususnya agama untuk menarik simpati masa yang telah ditakdirkan untuk keuntungan dukungan yang mereka dapatkan,” ujarnya.

Profesor Asrinaldi menyimpulkan bahwa “Untuk membingkai agar manifesto politik entitas yang beragam ini berada dalam tatanan NKRI, maka negara harus mengatur identitas politik kelompok yang berbeda ini berada dalam wadah UUD 1945,” pungkasnya.

Selamat atas pengukuhan Prof. Dr. Asrinaldi, M.Si sebagai seorang guru besar. Dengan pengukuhan ini, mampu meningkatkan peran dan fungsi perguruan tinggi bagi kehidupan bangsa dan negara, sesuai dengan apa yang tertuang pada Tri Dharma Pergurua Tinggi.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn